Selamat Ulang Tahun Untuk Diriku Sendiri (Sihabuddin), 30 maret 2014,
Tak terasa begitu cepat, ku ulangi tahun kelahiranku, 'yang ku rasa' belum ada yang berubah semua terasa seperti biasa, monoton, lesu, tak bergairah, sering kali frustasi. Hari-hari - minggu - minggu, bulan - bulan, dan tahun ke tahun, telah ku lalui sampai saat ini usiaku menginjak 19 tahun,
hab,
apakah kau masih ingin seperti dulu, saat masih kecil, ingin selalu di puji, enggan di maki ?... saat saat kau bersalah tak pernah mengakui?... , membohongi diriku dengan muka polos..., bermain liar tanpa batas waktu... menangis, mengeluh, marah, benci, putus asa, mudah menyerah saat- saat sulit, saat saat cobaan menemaniku....
kapankah kedewasaanmu tumbuh menguasaiku, tegar, sabar, santai, menerima, semangat, bersyukur, saat menghadapi segala rintangan, tantangan
hab, apa yang telah kau lakukan sampai saat ini?
apa yang telah kau perbuat untuk diriku?
Hab,
Tak terasa memang kita semakin pintar.
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah,
mempercepat proses kematangan kita.
Paling tidak kita semakin pintar berdalih.
Memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu
pengetahuan.
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran.
Melacur dan menipu demi keselamatan.
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri
kenikmatan.
Memukul dan mencaci demi pendidikan.
Berbuat semaunya demi kemerdekaan.
Tak berbuat apa-apa demi ketentraman.
Membiarkan kemungkaran demi perdamaian.
Pendek kata,
demi semua yang baik,
khalal-lah semua sampaipun yang paling tidak baik
(Cuplikan Puisi Gus Mus)
note: njajal ngungkapne isi ati, jebul ra bakat nulis haha
Tak terasa begitu cepat, ku ulangi tahun kelahiranku, 'yang ku rasa' belum ada yang berubah semua terasa seperti biasa, monoton, lesu, tak bergairah, sering kali frustasi. Hari-hari - minggu - minggu, bulan - bulan, dan tahun ke tahun, telah ku lalui sampai saat ini usiaku menginjak 19 tahun,
hab,
apakah kau masih ingin seperti dulu, saat masih kecil, ingin selalu di puji, enggan di maki ?... saat saat kau bersalah tak pernah mengakui?... , membohongi diriku dengan muka polos..., bermain liar tanpa batas waktu... menangis, mengeluh, marah, benci, putus asa, mudah menyerah saat- saat sulit, saat saat cobaan menemaniku....
kapankah kedewasaanmu tumbuh menguasaiku, tegar, sabar, santai, menerima, semangat, bersyukur, saat menghadapi segala rintangan, tantangan
hab, apa yang telah kau lakukan sampai saat ini?
apa yang telah kau perbuat untuk diriku?
Hab,
Tak terasa memang kita semakin pintar.
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah,
mempercepat proses kematangan kita.
Paling tidak kita semakin pintar berdalih.
Memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu
pengetahuan.
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran.
Melacur dan menipu demi keselamatan.
Memamerkan kekayaan demi mensyukuri
kenikmatan.
Memukul dan mencaci demi pendidikan.
Berbuat semaunya demi kemerdekaan.
Tak berbuat apa-apa demi ketentraman.
Membiarkan kemungkaran demi perdamaian.
Pendek kata,
demi semua yang baik,
khalal-lah semua sampaipun yang paling tidak baik
(Cuplikan Puisi Gus Mus)
note: njajal ngungkapne isi ati, jebul ra bakat nulis haha